Senin, 27 Juni 2011

Sehat dan Berstamina Saat Puasa

Apakah para pembaca sekalian saat ini dalam keadaan sehat dan bugar? Atau apakah istri/suami, anak, sanak kerabat, tetangga, sahabat dan relasi Anda semua ada yang jatuh sakit? Sudahkah saudara dan saudariku semua menengok ke ruang bangsal di rumah sakit? Berapa jumlah mereka yang terbaring di sana? Lalu, apakah pelajaran yang bisa dipetik dari kisah mereka yang tidak dalam kondisi sehat?

Alhamdulillah, kata itulah yang mestinya senantiasa meluncur dari lisan kita atas berbagai kenikmatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepada kita, diantaranya adalah sehat jiwa dan raga kita. Dengan badan yang sehat, tentu aktivitas ibadah dan keseharian kita akan berjalan baik dan lancar. Sehingga wajar apabila dalam suatu kesempatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

“Ada dua kenikmatan yang sering lalai untuk disyukuri oleh kebanyakan manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412)


Saudara dan saudariku, waktu ternyata begitu cepat berlalu. Tanpa terasa, bulan suci Ramadhan hampir menyapa kita, karena kedatangannya yang sudah hampir di pelupuk mata. Bulan agung yang senantiasa ditunggu dan dinantikan oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia. Mengapa?

Karena pada bulan ini adalah bulan yang Allah muliakan di antara bulan-bulan yang lainnya. Banyak keutamaan pada bulan ini, diantaranya adalah dilipatgandakannya pahala amal ibadah dan diampuninya dosa-dosa. Tentu kita tidak ingin melewatinya dengan sia-sia atau berlalu begitu saja. Bahkan kita tidak ingin niatan amal soleh di bulan Ramadhan ini terhalang oleh sesuatu, terutama sakit. Demikianlah harapan kita, namun apa yang hendak dikata jika qadarullah (karena takdir Allah) kita mengidap atau terserang suatu penyakit, atau karena sebab lain yang menghambat ibadah puasa kita, maka janganlah kita berkecil hati.

Pada kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai puasa dalam kondisi khusus, seperti pada ibu hamil, menyusui, lansia (lanjut usia), anak kecil, dan orang dengan penyakit tertentu. Selain itu, akan disampaikan beberapa tips seputar kesehatan supaya kita senantiasa sehat dan berstamina saat puasa. Tak ketinggalan, juga akan disinggung mengenai berbagai macam gangguan kesehatan yang kelihatannya sepele tapi bisa mengganggu kelancaran berpuasa, dan tentu saja disertai dengan cara mengatasinya.

Puasa dalam Kondisi Khusus

1. Jika ibu hamil atau menyusui ingin berpuasa

Meskipun ada keringanan untuk tidak berpuasa, ada kalanya seorang wanita hamil atau menyusui ingin berpuasa. Mengingat kondisi tiap wanita berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, maka tidak heran jika ada yang terpaksa tidak sanggup berpuasa, namun ada pula yang sanggup berpuasa hingga satu bulan penuh.

Ada beberapa yang perlu diperhatikan bagi ibu hamil atau menyusui yang ingin berpuasa:

Konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan berpuasa dalam kondisi hamil atau menyusui. Seorang dokter akan memberikan nasihat sesuai dengan kondisi masing-masing ibu. Adakalanya tidak diperbolehkan karena kondisi ibu yang memang tidak memungkinkan, ada yang diperbolehkan tapi tentu saja dengan beberapa catatan.

Mantapkan tekad terlebih dahulu, karena keyakinan akan sanggup berpuasa bisa menghilangkan was-was atau kekhawatiran akan kondisi ibu maupun anak. Mitos makan untuk dua  orang (ibu dan anak) ketika hamil atau menyusui tidak sepenuhnya benar. Memang kebutuhan kalori dan zat gizi lainnya akan meningkat ketika hamil atau menyusui, namun bukan berarti dilipatgandakan menjadi dua kalinya. Pada dasarnya tidak ada efek buruk secara langsung bagi janin yang dikandung atau bayi yang disusui, dengan catatan selama seorang ibu tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari.

Kebutuhan tambahan kalori wanita hamil lebih kurang 285 kalori, yaitu wanita dengan kerja ringan 1900 kalori/hari, kerja sedang 2100 kalori/hari, dan kerja berat 2400 kalori/hari. Kecukupan gizi seimbang kira-kira 40 kalori/kgBB dengan komposisi protein 20-25%, lemak 10-25%, dan karbohidrat 50-60%. Sedangkan bagi ibu yang menyusui, pada 6 bulan pertama masa menyusui saat bayi hanya mendapat ASI (eksklusif), ibu perlu tambahan nutrisi 700 kalori/hari, 6 bulan selanjutnya 500 kalori, dan tahun kedua 400 kalori.

Pada dasarnya, berpuasa bisa dikatakan hanya menggeser waktu makan, sehingga ibu hamil atau menyusui tidak perlu khawatir dirinya akan makan lebih sedikit dari biasanya. Cara memenuhi kebutuhan kalori pada saat sedang hamil atau menyusui tapi tetap ingin berpuasa, salah satunya adalah dengan makan lagi setelah sholat tarawih. Tentu saja, makanan yang disantap tidak harus makanan berat, tapi bisa juga camilan padat gizi yang menyehatkan atau kudapan berbahan sayur dan buah (misalnya salad). Dengan begitu, seorang ibu hamil atau menyusui tetap makan 3 kali dalam sehari.

Bagi ibu menyusi, dalam menu sahur dan berbuka hendaknya ditambah makanan yang merangsang produksi ASI seperti daun katuk dan daun pepaya, serta diusahakan banyak minum air hangat. Biasanya, pola menyusui akan berubah. ASI pada siang hari lebih sedikit dibandingkan malam hari. Usahakan menyusui setelah sahur lebih lama dan segera susui bayi setelah berbuka.

Tetap konsumsi suplemen khusus bagi ibu hamil atau menyusui (zat besi, kalsium, asam folat, dan lain-lain).

Jangan memaksakan diri dan usahakan untuk mengukur kemampuan diri sendiri. Jangan sampai hanya karena ingin seperti ibu lain yang sanggup berpuasa ketika hamil atau menyusui, kemudian memaksakan diri untuk tetap berpuasa. Jika tubuh terasa lemas, pusing, atau berkunang-kunang, segera saja batalkan puasa.

Jangan lupa untuk berdo’a meminta kemudahan kepada Allah dalam menjalankan ibadah puasa, karena hanya Allah Ta’ala yang mampu menguatkan kita sehingga mampu berpuasa meskipun dalam kondisi lemah karena sedang hamil atau menyusui. Oleh karena itu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mencontohkan kepada kita untuk berdoa:

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً. رواه ابن حبان

“Ya Allah tiada kemudahan melainkan sesuatu yang Engkau jadikan mudah, dan Engkau menjadikan kesusahan, bila Engkau kehendaki bisa menjadi mudah.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya no. 2427 (Mawaarid), Ibnus Sunni no. 351. Al-Hafizh berkata: Hadits di atas sahih, dan dinyatakan shahih pula oleh Abdul Qadir Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Adzkar oleh Imam An-Nawawi, lihat Hisnul Muslim-red)

2. Jika orang tua berusia lanjut/lansia ingin berpuasa

Para lansia cenderung memiliki keinginan berpuasa yang lebih tinggi walaupun kondisi fisik mereka sudah mulai menurun. Bahkan, para lansia memiliki kecenderungan berlomba-lomba memperbanyak ibadah, mengingat usia yang sudah tidak muda lagi.

Pada dasarnya, tidak ada larangan bagi lansia untuk berpuasa. Tentu saja dengan catatan kondisi fisiknya masih kuat (tidak lemah) dan tidak sedang sakit berat. Bahkan, berdasarkan banyak pengalaman dari lansia yang berpuasa, justru merasakan banyak manfaat yang diperoleh seperti terkontrolnya kadar gula darah, tekanan darah, kadar kolesterol, dan lain-lain. Meskipun demikian, puasa harus dilakukan dengan niat ikhlas untuk mengharap wajah Allah. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah efek samping dari melakukan puasa dan bukan tujuan utama yang dicari-cari.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh lansia yang ingin berpuasa :
Pastikan bahwa kondisi fisik masih kuat dan mampu untuk melaksanakan puasa. Dalam hal ini bisa dipastikan dengan memeriksakan diri ke dokter. Selain memeriksa fisik, biasanya seorang dokter juga akan meminta dilakukan pemeriksaan laboratorium (darah, urin) untuk mengetahui beberapa penanda yang mengarah pada penyakit atau kelainan tertentu, seperti kadar gula, kolesterol, asam urat, dan lain-lain. Selanjutnya banyak berkonsultasi dan minta nasehat terkait dengan kondisi kesehatan tubuh jika nantinya melakukan puasa.
Hendaknya lansia yang ingin berpuasa tidak sedang mengalami penyakit komplikasi dan penyakit infeksi yang berat.
Terapkan pola makan sehat dan jangan hanya mengandalkan suplemen. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa menu makanan yang sehat jika dikombinasikan dengan aktivitas fisik dan mental yang teratur, dapat membantu hidup menjadi lebih sehat dan berkualitas. Disamping mengonsumsi makanan bergizi seimbang, perhatikan pula besarnya porsi sajian. Satu hal yang perlu digaris bawahi, hendaknya memilih aneka ragam makanan padat gizi, karena kita tidak dapat menggantikan makanan bergizi seimbang dengan suplemen apapun. Ada beberapa hal penting seputar makanan yang harus diperhatikan oleh para lansia, antara lain : banyak mengonsumsi makanan berserat, minum banyak cairan, kurangi lemak dan kolesterol, batasi garam, dan jauhi minuman keras.
Tetap berolahraga dan aktif secara fisik. Sesuaikan dengan kemampuan fisik, mengingat dari segi usia yang sudah tidak muda lagi. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai olah raga, karena termasuk kategori aktivitas berat.

3. Jika anak kecil (yang belum baligh) ingin berpuasa

Tidak jarang, anak-anak yang belum baligh sudah mengutarakan keinginannya untuk ikut berpuasa. Sebagai orangtua, tentu hal ini sangat menggembirakan sekaligus membanggakan. Setiap orangtua tentu menginginkan anaknya menjadi anak yang sholih dan sholihah. Karena alasan itulah, banyak orangtua yang berniat mendidik anak untuk mengenal dan melakukan ibadah sedini mungkin. Hal ini tentu sangat baik, karena semakin dini seorang anak dikenalkan dengan ibadah, maka diharapkan akan menjadi kebiasaan dan terpatri di dalam jiwa anak mengenai pentingnya ibadah tersebut.

Ada begitu banyak manfaat puasa bagi kesehatan anak, diantaranya adalah pola atau jadwal makan menjadi lebih teratur sehingga berdampak positif bagi kesehatan lambung anak. Selain itu, dengan berpuasa, anak tidak lagi makan berlebihan sehingga kemngkinan anak mengalami obesitas (kegemukan) dapat dikurangi. Jajanan yang tidak sehat juga dapat dikurangi selama bulan puasa, karena otomatis anak tidak jajan sembarangan ketika siang hari. Hal ini, tentu akan mengurangi kemungkinan munculnya berbagai penyakit seperti diare dan demam typhoid (typhus) akibat memakan jajanan yang kurang bersih.

Selain manfaat yang dirasakan oleh tubuh, puasa juga bisa melatih kecerdasan emosional anak. Apalagi, anak-anak masih sangat tinggi kadar ego/keakuannya. Dengan berpuasa, anak-anak dilatih untuk menahan diri dari makan dan minum, padahal di luar bulan ramadhan, mereka bisa makan kapan saja. Jangan lupa untuk mengajarkan pada anak mengenai pentingnya menahan lisan dari berkata-kata yang tidak baik dan menahan diri dari amarah ketika ada hal-hal yang tidak disukai.

Namun, tidak sedikit pula orangtua yang justru menjadi khawatir dengan kesehatan anak jika mereka ikut berpuasa. Lalu, pada umur berapakah idealnya seorang anak mulai belajar puasa? Meski belum banyak dilakukan penelitian, sejauh ini belum pernah diketahui ada anak yang mengalami sakit atau gangguan kesehatan yang berat akibat berpuasa. Sebaiknya, ada tahap waktu yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan fisik serta mental anak.

Mulai usia 3 tahun, orangtua bisa memperkenalkan “suasana” puasa di bulan ramadhan. Ajak mereka untuk bangun sahur, makan bersama orang yang berbuka puasa, sholat tarawih, dan sebagainya. Tentu saja dengan catatan tidak ada paksaan atau ancaman.

Puasa setengah hari bisa diperkenalkan pada anak usia 5 tahun. Tentu saja, orang tua tetap harus memberikan pengertian pada anak bahwa ibadah puasa yang mereka lakukan masih bersifat “latihan” dan bukanlah ibadah puasa yang sesungguhnya.

Di atas usia 6 tahun, kita bisa memperkenalkan puasa penuh namun tetap kita berikan kelonggaran jika sewaktu-waktu anak merasa tidak kuat sehingga ingin berbuka. Usia memang bukan satu-satunya patokan, mengingat kemampuan puasa juga sangat dipengaruhi oleh niat dan tekad masing-masing anak. Anak yang berusia lebih muda terkadang justru lebih kuat berpuasa dibanding anak yang berusia jauh di atasnya. Tentu saja hal ini disebabkan oleh tekad baja si anak dalam menjalankan ibadah puasa.

Agar puasa anak berjalan lancar, orang tua bisa mempraktekkan kiat-kiat praktis berikut ini :
 Ajak anak untuk sahur, karena sahur sangat penting untuk ketahanan anak dalam menjalankan puasa. Bangunkan dengan hati-hati dan terus motivasi anak untuk mau bangun sahur. Jangan menggunakan paksaan atau ancaman, karena hal tersebut sangat tidak baik untuk kondisi mental dan kejiwaan anak. Berikan makanan yang tinggi kalori dan protein pada anak ketika sahur, supaya anak mempunyai cadangan energi yang cukup untuk beraktivitas selama berpuasa. Cukupi kebutuhan cairan anak supaya tidak terjadi dehidrasi (kekurangan cairan). Usahakan tercukupi 6-8 gelas cairan. Cairan yang dimaksud tidak hanya air putih, tapi termasuk juga susu, jus buah, kuah sayur, dan lain-lain.

Setelah selesai sahur, ajak anak untuk sholat subuh berjama’ah. Selain mengajarkan pentingnya sholat berjama’ah, kebiasaan ini juga bisa mengusir rasa kantuk pada anak. Usahakan supaya anak tidak langsung tidur kembali dengan perut penuh setelah makan sahur.

Setelah sholat subuh, ajak anak untuk melakukan aktivitas yang tidak terlalu menguras tenaganya, seperti membaca Al-Qur’an, membacakan buku cerita untuk mereka, atau mengulang hafalan do’a sehari-hari. Hindarkan anak-anak dari aktivitas yang menguras tenaga, seperti bermain kejar-kejaran misalnya. Boleh juga mengajak mereka kembali tidur kalau masih ada waktu sebelum berangkat sekolah, tapi tentu saja jangan berlebihan, karena justru membuat badan menjadi lemas.

Perhatikan jadwal tidur dan istirahat anak supaya tidak kekurangan atau justru berlebihan. Pada waktu siang, hendaknya anak tidur seperti biasanya supaya badan beristirahat setelah seharian beraktivitas.

Sore harinya, anak boleh melakukan aktivitas yang lebih banyak, seperti berolahraga misalnya, tapi hendaknya dipilih waktu ketika mendekati saat berbuka puasa.

Hendaknya ibu menyiapkan menu makanan berbuka yang bergizi dan disukai anak, misalnya kurma yang dimakan langsung atau dimodifikasi menjadi puding kurma, kue kurma, es buah kurma dan lain-lain. Hal ini tentu akan makin menambah semangat anak. Apalagi, kurma merupakan salah satu makanan yang mengandung gula sederhana yang siap dipakai oleh tubuh. Selain itu, kurma mengandung kalori dan kalium tinggi yang mudah diserap oleh tubuh, dan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Jangan berlebihan dalam menyiapkan menu berbuka untuk melatih anak supaya tidak makan berlebihan.

Menjelang tidur, kita bisa memberikan susu atau air madu untuk menambah tenaga bagi anak kita setelah mereka banyak melakukan aktivitas seharian. Berikan juga camilan padat gizi sebagai selingan atau boleh juga menawarkan anak untuk makan lagi dengan porsi kecil.

Tentu setiap orangtua menginginkan yang terbaik bagi buah hatinya. Tekad anak untuk bisa beribadah puasa tentu patut kita syukuri. Sebagai orangtua, hendaknya kita tidak melarang anak-anak ikut berpuasa, tapi justru harus mendukung tekad anak supaya puasa mereka berjalan dengan lancar.

Terkadang ada yang melarang anak-anak berpuasa dengan alasan sebagai bentuk rasa kasih sayang. Padahal, salah satu bentuk rasa kasih sayang pada anak justru dengan memerintahkan mereka untuk mengerjakan syariat-syariat Islam dan membiasakannya. Tentu saja dengan tetap mempertimbangkan jangan sampai memberatkan atau memadharatkan anak-anak. Tak perlu khawatir kesehatan anak akan terganggu karena menjalankan ibadah puasa. Selain usaha-usaha yang ditempuh supaya anak tetap sehat ketika berpuasa, jangan lupa untuk berdo’a demi kebaikan dan kesehatan anak.

-Bersambung insya Allah-

Penulis : dr. Avie Andriyani Ummu Shofiyyah

Referensi :
 1.Arief Mansjoer (editor) dkk. Buku Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid 1. Tahun 1999. Penerbit Media Aesculapius, Universitas Indonesia, Jakarta.
 2.Cunningham, Mac Donald, Gant. Textbook Williams Obstetry Edisi 18. Tahun 1995. Penerbit EGC, Jakarta.
 3.David B. Reuben, MD dkk, Buku “Geriatrics at Your Fingertips “. Tahun 2001. Penerbit Excerpta Medica, Inc. USA.
 4.Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Buku Manajemen Laktasi.
 5.Dr. C. Triwikatmani, Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2. Tahun 2002. Penerbit PB PERKENI, Jakarta.
 6.Dr. Widodo Judarwanto, SpA, “Kiat Aman Berpuasa untuk Anak”. Jawa Pos, 22 Agustus 2009.
 7.Dr. Hambrah Sri Atriadewi, “Atasi Gangguan Pencernaaan Saat Puasa dengan Konsumsi Kurma”. Healthy, edisi 01/tahun III/21 Agustus-3 September 2009.
 8.Heidi Murkoff, dkk. Buku “Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 2006. Penerbit Arcan, Jakarta.
 9.Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi, Bab “Mencegah Kelebihan Makan”, Tahun 2008. Penerbit Griya Ilmu, Jakarta.
 10.One Day Simposium “Chronic Heart Failure, diagnosis, current management and cardio preventive care” , Solo, 24 Agustus 2008.
 11.Scott C. Litin, M.D (editor). Mayo Clinic, Family Health Book Edisi 1, Tahun 2009, Penerbit PT Intisari Mediatama, Jakarta
READMORE - Sehat dan Berstamina Saat Puasa

KOMPAS.com

KOMPAS.com - Puasa memberikan banyak manfaat; selain belajar menahan godaan, juga untuk menurunkan berat badan. Contohnya seperti yang dilakukan umat muslim pada bulan Ramadhan, atau umat nasrani yang mulai memasuki masa puasa dan pantang hari ini, Rabu (17/2/2010). Bahkan, akan lebih baik bila puasa dilakukan secara rutin, tak cuma menjelang hari raya Lebaran atau Paskah.

Hal ini sudah dibuktikan dari penelitian yang dilakukan University of California. Hasil studi menunjukkan, pembatasan jumlah kalori, khususnya ketika berselang-seling (tiap dua hari sekali), dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker, dan menurunkan berat badan.

Menurut Dr Kritsa Varady, yang memimpin sebuah studi mengenai kelebihan berat badan dan obesitas di University of Illinois, Chicago, setelah 8 minggu melakukan puasa selang-seling, terlihat penurunan kadar kolesterol darah pada responden. Perbaikan kondisi kesehatan lain yang terlihat adalah menurunnya tekanan darah, detak jantung, dan lemak yang ditemukan dalam tubuh.

"Semua ini kan kunci risiko penyakit jantung, jadi tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga mengurangi risiko penyakit jantung koroner," jelasnya.

Puasa yang dianjurkan oleh penelitian ini adalah, menetapkan "hari makan", dimana tidak ada pembatasan makanan. Selanjutnya adalah "hari puasa", dimana kita hanya mengonsumsi 25 persen dari porsi makan kita yang biasa (atau kurang). Jadi, makan siang pun harus ringan.

Dari penelitian tersebut, selama 8 minggu mereka yang mengikuti tes telah kehilangan berat badan sebanyak 8 persen. Jadi, kalau misalnya berat badan Anda 65 kg, dalam 8 minggu berat Anda akan turun 5,2 kg. Lumayan, bukan? Kadar kolesterol jahat juga akan menurun.

Para dokter sebenarnya tidak mengetahui mengapa cara ini berhasil. Diperkirakan, puasa memberi pengaruh menguntungkan dalam mendistribusikan lemak yang tersimpan di dalam tubuh. Puasa juga terbukti mempengaruhi kadar insulin, suhu tubuh, dan menurunkan tingkat stres.

Dari penelitiannya, tim Dr Varady mendapati bahwa puasa memicu gen yang memproduksi sel-sel baru, dan mencegah sel-sel mati sebelum waktunya. Dr James Johnson, yang memimpin studi ini, mengatakan, "Gen ini juga dapat memperlambat proses penuaan, dengan mengurangi risiko penyakit yang berkaitan dengan usia dan ancaman kesehatan."
READMORE - KOMPAS.com

Puasa dalam Kekristenan

Apakah tujuannya kita berpuasa?

1. Untuk merendahkan diri di hadapan Allah
2. Untuk menyatakan rasa kasih kita kepada Tuhan Yesus
3. Untuk mendisiplinkan tubuh kita dari keinginan duniawi, salah satu cara untuk menyangkal diri.
4. Untuk menambah rasa simpati kepada sesama, agar bisa merasakan penderitaan orang lain.
5. Untuk meminta jawaban Tuhan atas permasalahan kita.
6. Untuk mengusir jenis setan tertentu yang hanya bisa diusir dengan doa puasa.


Apakah dalam Kehidupan Kristen mewajibkan yang namanya Puasa?

Berpuasa umumnya tidak diwajibkan (lahir dari keinginan pribadi). Tetapi kalangan Katolik mewajibkan untuk berpuasa pada masa pra-paskah.


Bagaimana cara kita berpuasa?

Terserah pilihan pribadi masing-masing.
Tentukan sendiri jangka waktunya: 8 jam, 1 hari, 1 hari 1 malam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dst.
Tentukan jenis puasanya: hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan tidak minum, atau puasa kebiasaan jelek seperti nonton tv, baca koran, majalah, menahan rasa marah/benci, tidak merokok, tidak berjudi, tidak masturbasi, dll.
Perbanyak jam doa, pujian penyembahan dan baca Alkitab spy lebih efektif.


Apakah Tuhan Yesus mengajarkan agar kita berpuasa?

Ya, Yesus mengajarkan agar murid-muridNya untuk berpuasa. Tuhan Yesus
berkata: "Dan apabila kamu berpuasa,..." (Matius 6:16). Kata apabila artinya adalah sebagai orang

Kristen, pada suatu saat kita akan berpuasa. Hanya waktunya sebaiknya tidak diwajibkan oleh gereja, karena niat berpuasa timbul dari masing-masing pribadi.


Apa yang Yesus ajarkan ketika kita berpuasa?

Sedapat mungkin agar tidak ada orang lain yang tahu jika kita berpuasa. Biar hanya Tuhan yang tahu dan memberi upah kepada kita. Oleh karena itu agama Kristen tidak mewajibkan waktu puasa.

Mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa ketika Ia bersama mereka? Karena puasa adalah untuk menunjukkan kepada Allah, sedangkan Yesus adalah Immanuel (=Allah beserta kita). Untuk apa berpuasa jika Allah sudah ada di tengah-tengah mereka? Yesus telah menjelaskan dalam Mat 9:15. Yesus juga menerangkan lewat perumpamaan bahwa puasa dalam Perjanjian Lama berbeda dengan puasa dalam Perjanjian Baru. (Matius 9:16-17).


Apakah bedanya puasa dalam PL dan PB?

Puasa dalam PL yang dilakukan secara rutin oleh bangsa Israel adalah untuk menantikan kedatangan Mesias, Penyelamat bangsa Israel yang dijanjikan dalam kitab Taurat dan kitab para nabi. Sedangkan dalam PB, Mesias telah datang dan berkarya. Artinya Keselamatan sudah datang, dan kita berpuasa untuk menjaga keselamatan yang sudah kita miliki.


Apakah ada niat puasa selain jawaban diatas?

Ya, seperti Musa dan Elia, mereka berpuasa karena memang Tuhan memberikan kekuatan untuk bersekutu secara intim dengan Tuhan, sehingga mereka tidak merasa lapar dan haus, seperti keadaan di sorga. Lainnya untuk situasi yang mendesak, untuk meminta belas kasihan dari Tuhan, untuk meminta agar Tuhan bertindak dalam masalah kehidupan kita, untuk meminta kekuatan Allah dalam pelayanan.


Apa saja puasa yang tercatat dalam PL?

1. Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Keluaran 24:16 dan 34:28)
2. Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Samuel 12:16)
3. Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raja 19:8)
4. Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Ester 4:16)
5. Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (Ayub 2:13)
6. Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Daniel 1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2)
7. Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17)
8. Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7)


Apa saja puasa yang tercatat dalam PB?

1. Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Matius 4:2)
2. Puasa Yohanes pembabtis, tidak makan dan tidak minum (Matius 11:18)
3. Puasa Paulus, 3 hari 3 malam tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kisah 9:9)
4. Puasa Jemaat mula-mula, untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kisah 13:2-3)

Selamat berpuasa!
READMORE - Puasa dalam Kekristenan

PUASA:DOA

Apakah artinya puasa?

Puasa artinya mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri di hadapan-Nya agar terjadi rekonsiliasi atau pendamaian dengan Tuhan.

Jika Tuhan berkenan mengadakan perdamaian bagi kita, maka saat itulah Ia akan mendengarkan, menjawab dan melepaskan kita dari persoalan yang menimpa kita. Jadi, puasa bukanlah suatu ritual keagamaan yang ditujukan untuk mendapatkan berkat tertentu. Karena banyak orang berpikir jika dia berpuasa sekian lama maka doanya akan terkabul. Berkat dan pertolongan Tuhan itu mengikuti puasa yang dilakukan dengan motivasi yang benar, sebagaimana Yesus berkata:

* Matius 6:33
6:33 LAI TB, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
KJV,  But seek ye first the kingdom of God, and his righteousness; and all these things shall be added unto you.
TR,  ζητειτε δε πρωτον την βασιλειαν του θεου και την δικαιοσυνην αυτου και ταυτα παντα προστεθησεται υμιν
Translit interlinear,  zêteite {carilah} de {tetapi} prôton {terlebih dahulu} tên basileian {Kerajaan} tou theou {Allah} kai {dan} tên dikaiosunên {kebenaran} autou {-Nya} kai {dan} tauta {ini} panta {semua} prostethêsetai {akan diberikan/ ditambahkan} humin {kepada kamu}


Jadi, tujuan puasa adalah mencari hadirat Tuhan, merendahkan diri dan memohon ampun dan pemulihan dari Tuhan. Hal ini juga jelas terlihat pada Imamat 16:29-31, "Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu. Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan Tuhan. Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."

Puasa merupakan hal yang wajib dilakukan oleh bangsa Israel karena diatur dalam Hari Raya Pendamaian (Hari Grafirat, Imamat 16:29-31) di atas. Tetapi, sekalipun puasa termasuk dalam perayaan keagamaan bangsa Israel, bukan berarti umat Perjanjian Baru tidak perlu lagi melakukannya. Puasa, sama halnya seperti membaca firman dan berdoa, sekalipun ada di dalam tata upacara keagamaan bangsa Israel, bukan berarti membaca firman dan berdoa tidak perlu lagi dilakukan oleh umat Perjanjian Baru.

Umat Perjanjian Baru tetap perlu untuk membaca firman Tuhan dan berdoa, demikian juga dengan berpuasa. Di dalam Matius pasal 6, Tuhan Yesus mensejajarkan hal berpuasa dengan hal memberi sedekah dan hal berdoa. Dengan demikian puasa juga dapat dilakukan secara pribadi maupun secara bersama-sama, sebagaimana halnya berdoa.


Bagaimanakah cara berpuasa yang benar?

Karena puasa adalah persoalan mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri di hadapan-Nya agar terjadi rekonsiliasi atau pendamaian dengan Tuhan, maka bukan metode puasa yang terutama di sini, tetapi sikap hatilah yang menjadi hal yang terutama untuk dibenahi. Oleh karena itulah, Alkitab tidak menjelaskan secara rinci apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan, apa yang boleh dimakan atau yang tidak boleh dimakan, apa yang boleh diminum atau yang tidak boleh diminum ketika kita berpuasa. Sekalipun kata puasa yang dalam bahasa Yunaninya nêsteia ialah berpantang atau menahan nafsu dari makan dan minum, tetapi aturan tentang berpantang makan dan minum itu sendiri tidak dijelaskan secara rinci.


Puasa Musa

Sekalipun tidak disebutkan sebagai puasa, ketika Musa menghadap Tuhan di gunung Sinai, ia tidak makan dan tidak minum sama sekali selama 40 hari 40 malam. Umumnya para ahli Alkitab mengatakan bahwa puasa Musa ini adalah suatu pengecualian karena ia langsung berhadapan dengan Tuhan.

* Keluaran 34:28,
LAI TB, Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.
KJV, And he was there with the LORD forty days and forty nights; he did neither eat bread, nor drink water. And he wrote upon the tables the words of the covenant, the ten commandments.
Hebrew,
וַיְהִי־שָׁם עִם־יְהוָה אַרְבָּעִים יֹום וְאַרְבָּעִים לַיְלָה לֶחֶם לֹא אָכַל וּמַיִם לֹא שָׁתָה וַיִּכְתֹּב עַל־הַלֻּחֹת אֵת דִּבְרֵי הַבְּרִית עֲשֶׂרֶת הַדְּבָרִים׃
Translit interlinear, VAYEHÏ-SYÂM {dan ia ada di sana} 'IM-YEHOVÂH {dengan TUHAN} 'AREBÂ'ÏM {empat puluh} YÕM {hari} VE'AREBÂ'ÏM {dan empat puluh} LAYELÂH {malam} LEKHEM {roti} LO' {tidak} 'ÂKHAL {ia makan} ÛMAYIM {dan air} LO' {tidak} SYÂTÂH {ia minum} VAYIKHETOV {dan ia menulis} 'AL-HALUKHOT {atas loh-loh batu} 'ÊT DIVERÊY {perkataan-perkataan} HABERÏT {perjanjian itu} 'ASERET {sepuluh} HADEVÂRÏM {firman itu}


Puasa Hari Raya Pendamaian

Pada Hari Raya Pendamaian (YÕM KIPUR), orang-orang Israel diwajibkan berpuasa dari matahari terbenam hingga matahari terbenam. Tidak dengan jelas dikatakan bahwa meeka tidak boleh makan dan tidak boleh minum, yang jelas dikatakan adalah: merendahkan diri, berpuasa, tidak boleh bekerja dan mempersembahkan korban kepada Tuhan.

* Imamat 23:32
LAI TB, Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."
KJV, It shall be unto you a sabbath of rest, and ye shall afflict your souls: in the ninth day of the month at even, from even unto even, shall ye celebrate your sabbath.
Hebrew,
שַׁבַּת שַׁבָּתֹון הוּא לָכֶם וְעִנִּיתֶם אֶת־נַפְשֹׁתֵיכֶם בְּתִשְׁעָה לַחֹדֶשׁ בָּעֶרֶב מֵעֶרֶב עַד־עֶרֶב תִּשְׁבְּתוּ שַׁבַּתְּכֶם׃ פ
Translit interlinear, SYABAT {Sabat} SYABÂTÕN {perhentian} HÛ' {ia} LÂKHEM {kepada kalian} VE'INÏTEM {dan kalian harus merendahkan} 'ET-NAFESYOTÊYKHEM {jiwa-jiwa kalian} BETISYE'ÂH {pada sembilan} LAKHODESY {kepada bulan} BÂ'EREV {pada petang} MÊ'EREV {dari petang} 'AD-'EREV {hingga petang} TISYEBETÛ {kalian harus merayakan} SYABATEKHEM {sabat kalian}

Note:
kamu harus merendahkan diri dan berpuasa, VE'INÏTEM 'ET-NAFSYOTÊYKHEM, harfiah dan kalian harus merendahkan jiwa kalian, tidak memuat kata puasa  (Ibrani TSÕM) namun konsep itu mencakup puasa (Mazmur 35:13, 69:10; Yesaya 58:3-7).


Puasa Daud

Ketika Tuhan menulahi anak Daud yang diperolehnya dari Batsyeba, Daud berdoa dan berpuasa dengan tekun. Dikatakan bahwa Daud tidak mau makan, tetapi tidak dijelaskan bahwa ia tidak minum.

* 2 Samuel 12:16-17,
Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.


Puasa Elia

Puasa Elia selama empat puluh hari empat puluh malam tanpa makan dan minum di dalam perjalanan menuju ke gunung Horeb, juga dipandang merupakan suatu pengecualian karena Elia mendapatkan makanan langsung dari malaikat Tuhan.

* 1 Raja-raja 19:8
LAI TB, Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
KJV, And he arose, and did eat and drink, and went in the strength of that meat forty days and forty nights unto Horeb the mount of God.
Hebrew,
וַיָּקָם וַיֹּאכַל וַיִּשְׁתֶּה וַיֵּלֶךְ בְּכֹחַ ׀ הָאֲכִילָה הַהִיא אַרְבָּעִים יֹום וְאַרְבָּעִים לַיְלָה עַד הַר הָאֱלֹהִים חֹרֵב׃
Translit interlinear, VAYÂQÂM {dan ia bangkit} VAYO'KHAL {dan ia makan} VAYISYETEH {dan ia minum} VAYÊLEKH {dan ia berjalan} BEKHOAKH {pada kekuatan} HÂ'AKHÏLÂH {makanan} HAHÏ' {tersebut} 'AREBÂ'ÏM {empat puluh} YÕM {hari} VE'AREBÂ'ÏM {dan empat puluh} LAYELÂH {malam} 'AD {hingga} HAR {gunung} HÂ'ELOHÏM {Allah itu} KHORÊV {Horeb}

Puasa Musa dan puasa Elia dapat kita katakan sebagai puasa luar biasa karena Tuhan yang berinisiatif dan memberi kekuatan untuk bertahan.


Puasa Ester

Nampaknya puasa Ester adalah satu-satunya catatan yang jelas dari puasa tanpa makan dan tanpa minum yang pernah dilakukan secara normal oleh manusia selama tiga hari tiga malam.

* Ester 4:16
LAI TB, Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk, menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.
KJV, Go, gather together all the Jews that are present in Shushan, and fast ye for me, and neither eat nor drink three days, night or day: I also and my maidens will fast likewise; and so will I go in unto the king, which is not according to the law: and if I perish, I perish.
Hebrew,
לֵךְ כְּנֹוס אֶת־כָּל־הַיְּהוּדִים הַנִּמְצְאִים בְּשׁוּשָׁן וְצוּמוּ עָלַי וְאַל־תֹּאכְלוּ וְאַל־תִּשְׁתּוּ שְׁלֹשֶׁת יָמִים לַיְלָה וָיֹום גַּם־אֲנִי וְנַעֲרֹתַי אָצוּם כֵּן וּבְכֵן אָבֹוא אֶל־הַמֶּלֶךְ אֲשֶׁר לֹא־כַדָּת וְכַאֲשֶׁר אָבַדְתִּי אָבָדְתִּי׃
Translit interlinear, LÊKH {pergilah} KENÕS {kumpulkanlah} 'ET-KÂL-HAYEHÛDÏM {segala orang Yahudi itu} HANIMETSE'ÏM {yang mereka dijumpai} BESYÛSYÂN {di Susan} VETSÛMÛ {dan berpuasalah mereka} 'ÂLAY {atasku} VE'AL-TO'KHELÛ {dan tidak mereka akan makan} VE'AL-TISYETÛ {dan tidak mereka akan minum} SYELOSYET {tiga} YÂMÏM {hari} LAYELÂH {malam} VÂYÕM {dan siang} GAM-'ANÏ {juga aku} VENA'AROTAY {dan dayang-dayangku} 'ÂTSÛM {kami akan berpuasa} KÊN {demikian} ÛVEKHÊN {dan kemudian} 'ÂVÕ' {aku akan datang} 'EL-HAMELEKH {kepada raja itu} 'ASYER {yang} LO'-KHADÂT {tidak menurut hukum} VEKHA'ASYER {dan jika} 'ÂVADETÏ {aku mati} 'ÂVÂDETÏ {aku mati}

Puasa tanpa makan dan tanpa minum ini, atau puasa total, juga dilakukan oleh Ezra (Ezra 10:6) dan oleh rasul Paulus selama 3 hari (Kisah Para Rasul 9:9).


Puasa Daniel

Penjelasan atas puasa Daniel lebih lengkap dari pada puasa-puasa yang diebutkan sebelumnya. Dalam puasa Daniel dikatakan Daniel tidak makan makanan (roti) yang sedap, padanannya untuk kita saat ini adalah makan nasi. Ia juga tidak makan daging dan anggur, tetapi tidak dikatakan ia tidak minum air.

* Daniel 10:2-3,
Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh.

Puasa Daniel disebut juga puasa sebagian.


Puasa Yesus

Sebelum memulai pelayanan-Nya, Yesus mengadakan puasa selama empat puluh hari empat puluh malam.

* Matius 4:1-4,
Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya: Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti. Tetapi Yesus menjawab: Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Para ahli Akitab percaya bahwa puasa yang dilakukan oleh Yesus adalah puasa terhadap makanan karena dikatakan "akhirnya laparlah Yesus", tidak dikatakan bahwa Yesus dahaga.

Puasa yang Yesus lakukan ini disebut puasa normal atau puasa biasa.

Jadi puasa yang bagaimana yang harus kita lakukan? Kita bisa melakukan puasa total dengan tidak makan dan tidak minum, dalam kurun waktu yang tidak lama, paling lama tiga hari tiga malam. Atau, kita dapat berpuasa normal, yaitu dengan tidak makan tetapi tetap minum air. Bahkan ada hamba Tuhan yang menganjurkan untuk minum air dan jus. Atau, kita dapat melakukan puasa sebagian, misalnya dengan mengurangi jumlah makanan yang dimakan dan tidak makan daging. Pilih dan lakukan puasa yang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Jika kita sudah terbiasa dengan puasa yang ringan, kita bisa meningkatkan lagi puasa kita kepada tahap yang lebih berat.

Yang lebih penting dari persoalan makan dan minum yang hanya menyangkut masalah fisik, adalah masalah rohani di balik puasa itu sendiri, yaitu:


Mencari Tuhan

Hal terpenting dari berpuasa bukanlah hal tidak makannya tetapi hal mencari Tuhan. Banyak anak-anak Tuhan yang terjebak ke dalam puasa sebagai ritual keagamaan.

* Yoel 2:12
"Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepadaKu dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh,"

* 2 Tawarikh 20:3
Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.


Merendahkan diri

Hal kedua yang penting di dalam berpuasa adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan.

* Imamat 16:29
"... kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa."

Merendahkan diri artinya kita mengakui bahwa kita membutuhkan Tuhan, kita mengakui bahwa kita telah berdosa kepada-Nya. Merendahkan diri kita sebaliknya berarti kita meninggikan Tuhan. Itulah sebabnya kita perlu menaikkan doa mohon pengampunan dan menaikkan puji syukur mengagungkannya.


Membuka belenggu kelaliman dan melepaskan tali kuk

Hal berikutnya yang perlu kita lakukan adalah bertobat dari kesalahan dan dosa yang kita lakukan.

* Yesaya 58:6
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk.

Tuhan tidak senang dengan segala bentuk ketidakadilan, kebengisan, kekejaman dan penganiayaan, termasuk di dalamnya mendesak buruh, berbantah dan berkelahi (Yesaya 58:3-4), menunjuk-nunjuk orang dan memfitnah (Yesaya 58:9).


Mengasihi dan berbelaskasihan

Sebagai wujud nyata pertobatan, maka kita mulai menunjukkan kasih dan berbelas kasihan kepada sesama, khususnya kepada mereka yang benar-benar membuthkan pertolongan, termasuk kepada pembantu dan karyawan.

* Yesaya 58:7
" ... supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkaumelihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!"


Apa manfaatnya berpuasa?


Puasa dapat dilakukan saat kita sungguh-sungguh mau mencari wajah Tuhan dan memohon petunjuk-Nya. Puasa juga dapat dilakukan secara berkala dengan teratur, misalnya setiap minggu. Ada banyak manfaat yang akan kita peroleh jika puasa dilakukan dengan benar. Mari kita simak Yesaya 58:8-12, Di sini kita bisa melihat paling tidak ada sepuluh berkat yang tersedia bagi mereka yang melakukan puasa dengan benar.

1. Terang
2. Kesembuhan
3. Kebenaran
4. Kemuliaan
5. Doa yang terkabul
6. Tuntunan yang berkesinambungan
7. Kepuasan hati
8. Kekuatan diperbaharu
9. Berkat kehidupan
10. Pemulihan


Siapa saja yang harus berpuasa?

Petanyaan ini sama saja dengan kita bertanya, "Siapa yang harus memberi sedekah? Siapa yang harus berdoa?" Tentunya, semua orang percaya dituntut untuk memberikan sedekah dan dituntut untuk berdoa. Hanya saja karena kurangnya penegrtian tentang memberi kepada sesama dan tentang berdoa dan tentang berpuasa, maka banyak jemaat Tuhan yang tidak melakukan hal ini. Berpuasa dianggap suatu keharusan bagi hamba-hamba Tuhan saja. Jemaat menganggap jika puasa biasa-bisa jadi puasi, alias setengah mati.

Bilamana kita melihat manfaat atau berkat yang dapat kita peroleh jika kita berpuasa, maka sebenarnya tidak ada alasan untuk kita tidak berpuasa. Lebih banyak manfaat yang dapat kita peroleh daripada ruginya, bahkan mungkin sekali tidak ada kerugian apapun yang akan kita dapatkan jika kita berpuasa.

Jadi, bagaimana? Mari, kita mencari wajah Tuhan, merendahkan diri, bertobat dari perbuatan kita yang berdosa. Sambil berpuasa kita mendekatkan diri kepada Tuhan dan mulai menjalankan apa yang Tuhan inginkan, yaitu membuang segala kelaliman, melepaskan kuk penindasan, penekanan dan mulai berbagi kasih kepada sesama serta menaruh belas kasihan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. [ðððð]
READMORE - PUASA:DOA

Bagaimana Memulai Puasa Anda

Cara memulai dan melaksanakan puasa akan sangat menentukan keberhasilan Anda. Dengan mengikuti tujuh langkah pokok berikut ini, Anda akan membuat waktu Anda bersama Tuhan menjadi lebih berarti dan bermanfaat secara rohani.

LANGKAH 1: Tentukan Tujuan Anda

Mengapa Anda berpuasa? Apakah puasa itu untuk pembaharuan rohani, untuk mencari kehendak Allah, untuk kesembuhan, untuk menyelesaikan suatu masalah, atau untuk mendapatkan hikmat dalam mengatasi keadaan yang sulit? Mintalah agar Roh Kudus memperjelas pimpinan-Nya kepada Anda dalam menentukan tujuan berdoa dan berpuasa. Hal ini akan memungkinkan Anda untuk berdoa dengan lebih spesifik dan strategis.

Dengan berdoa dan berpuasa, kita merendahkan diri di hadapan Allah, sehingga Roh Kudus akan mengendlikan jiwa kita, membangunkan gereja kita,d an memulihkan negeri kita seperti yang dinyatakan dalam 2 Tawarikh 7:14. Jadikan ini prioritas dalam puasa Anda. 

LANGKAH 2: Tetapkan Komitmen Anda

Berdoalah untuk jenis puasa apa yang akan anda jalani. Isa menganjurkan kepada semua murid-murid-Nya supaya berpuasa. (Matius 6:16-18; 9:14,15) Bagi Dia, yang menjadi persoalan adalah bilamana orang percaya berpuasa, dan bukan kalau mereka mau berpuasa. Sebelum berpuasa, tetapkan terlebih dahulu hal-hal berikut:     
Berapa lama Anda akan berpuasa - setengah hari, satu hari, satu minggu, beberapa minggu,atau empat puluh hari. (Seorang pemula dapat memulai berpuasa dalam waktu yang pendek, kemudian mengembangkannya lebih lama.)
    Jenis puasa apa yang Tuhan kehendaki untuk Anda lakukan (puasa hanya dengan minum air saja, atau minum air dan juice; serta jenis juice apa yang akan Anda minum dan berapa sering meminumnya.)
    Kegiatan fisik dan sosial apa yang akan Anda batasi.
    Berapa lama waktu yang akan Anda gunakan untuk berdoa dan merenungkan firman Tuhan setiap harinya.


Menetapkan komitmen seperti ini akan menolong Anda mempertahankan diri dari godan-godaan fisik dan tekanan-tekanan yang dapat mempengaruhi Anda menghentikan puasa. 

LANGKAH  3: Persiapkan Diri Anda Secara Rohani

Informs pada saat berdoa

Hal yang paling mendasar dari doa dan puasa adalah pertobatan. Dosa yang belum diakui akan menghambat doa-doa Anda. Berikut ini beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mempersiapkan hati Anda:     Mintalah agar Tuhan menolong Anda membuat daftar dos-dosa Anda.
    Akuilah setiap dosa yang diingatkan oleh Roh Kudus, dan terimalah pengampunan Allah           (1 John 1:9).
    Mintalah maaf kepada semua orang yang telah Anda sakiti, dan ampunilah mereka yang telah menyakiti Anda. (Mark 11:25; Luke 11:4; 17:3,4).
    Berikan ganti rugi kepada orang yang Anda rugikan segera setelah Roh Kudus mengingatkan tentang hal ini.
    Mintalah agar Roh Kudus memenuhi Anda sesuai dengan perintah-Nya dalam Efesus 5:18 dan janji-Nya dalam  1 Yohanes 5:14,15.
    Prsembahkan seluruh hidup Anda kepada Isa Almasih yang adalah Tuhan; jangan menuruti keinginan daging.  (Roma 12:1,2).
    Renungkanlah sifat-sifat Allah, kasih-Nya, kedulatan-Nya, kuasa-Nya, kesetiaan-Nya, anugerah-Nya, belas kasih-Nya, dan yang lainnya. (Mazmur 48:9,10; 103:1-8, 11-13).
    Mulailah puasa Anda dengan hati yang penuh pengharapan (Ibrani 11:6).
    Jangan menganggap remeh musuh rohani Anda. Setan akan meningkatkan peperangan antara roh dan kedgingan. (Galatia 5:16,17).


LANGKAH  4: Persiapkan fisik Anda

Lakukanlah antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi saat Anda berpuasa. Berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter, khususnya kalau selama ini Anda diharuskan meminum obat atau menderita sakit kronis. Beberapa orang tidak dapat berpuasa tanpa pengawasan atau saran dokter.

Persiapan fisik dapat mempermudahkanAnda mengatasi perubahan drastis yang terjadi dalam kebiasaan makan, sehingga Anda dapat lebih banyak mengambil waktu bersama dengan Tuhan di dalam doa.      Janganlah tergesa-gesa memasuki saat berpuasa.
    Persiapkan tubuh Anda.Makanlah makanan-makanan ringan sebelum memulai berpuasa. Hindari makanan yang tinggi kadar lemak dan gulanya.
    Makanlah sayur dan buah-buahan selama 2 hari sebelum berpuasa.
READMORE - Bagaimana Memulai Puasa Anda

puasa

Sebentar lagi Bulan Suci Ramadhan 1431 mendatangi kita, di mana setiap umat Islam yang mengaku beriman kepada Allah SWT, kitabNya, rasulNya dan hari akhir akan di tempa selama sebulan penuh, berpuasa menahan lapar dan haus juga menjauhi/menghindari segala larangan dan apapun yang dapat mengurangi nilai puasa dan taati pula amalkan perintahNya agar kita semua menjadi orang yang bertakwa:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa [Quran 2:183]


Insha Allah kita dapat merasakannya dan lulus dalam tempa-an suci ini dan akan terus berjumpa bulan suci Ramadhan seterusnya di masa depan…Amiiin Allahuma Amiiin. Karena nilai ibadah pada bulan suci Ramdahan nilainya di lipat-gandakan, ini merupakan kesempatan sangat baik bagi setiap orang beriman untuk meraih ridho Allah dan meminta maaf sebesar-besarnya atas segala salah dan dosa yang pernah kita lakukan baik sengaja pula tidak sengaja.

Untuk menyambut Bulan Puasa Ramadhan 1431 H biasanya kita saling mengucapkan selamat kepada sanak-saudara, handai-taulan juga teman. Jika mereka berada jauh dari kita, biasanya kita kirimkan lewat SMS dan memang sejak beberapa tahun terakhir layanan SMS merupakan media paling banyak digunakan untuk itu.

Oleh karenanya saya telah kumpulkan sejumlah SMS yang dapat anda gunakan untuk ucap selamat berpuasa Ramadhan 1431 H, ada SMS ramadhan agamis, dalam bahasa Inggris, SMS puasa lucu dan seterusnya, yang dapat anda gunakan untuk kirim sebagai ucapan selamat puasa kepada siapapun, berikut ini:
Koleksi SMS Puasa Ramadhan 1431 Hijriyah

Sms Puisi Ramadhan

Ada raksasa bLi puLsa..
 Ga krasa dah mw puasa…

Brung kk Tua nempLok dijendeLa
 jgn Lpa perbnyk pahaLa..

Ada pepaya dmkan jerapah..
 Maf’n aq ya klo pny sLah…

happy ramadhan !

Ramadhan Terbaik

Perkataan yg indah adlh ALLAH
 Lagu yg merdu adlh ADZAN
Media yg terbaik adlh AL QURAN
 Senam yg sehat adlh SHALAT
Diet yg sempurna adlh PUASA
 Kebersihan yg menyegarkan adlh WUDHU
 Perjalanan yg indah adlh HAJI
 Khayalan yg baik adlh ingat akan DOSA&TAUBAT

Marhaban Ya Romadhan

Bile Cande Membuat Ketawe
 Hati Bhgie Wajah Cerie
 Maaf Dpinte Segale Dose
 Smbut Gmbire Puase Yang Mulie
 Marhaban Ya Ramadhan 1431H
 M’f lhr n bthin

1 month of ramadan

Wishing u 1 month of ramadan,
 4 weeks of barkat,
 30 days of forgiveness,
 720 hours of guidance,
 43200 minutes of purification,
 2592000 secs of Nuur..!!

Selamat Ramadan 1431H

RAMADAN RECIPE

A Glass of Care
 A Plate of Luv
 A Spoon of Peace
 A Fork of Truth &
A Bowl of Duaas.

Mix with spices of QURAAN.
 Enjoy This Meal.
 HAPPY RAMADHAN 1431 H

Istiqamah di jalan-Nya

Melihat segalanya dengan hati yang bersih, tanpa mengharap pujian sesama. Semoga menjadi Ramadhan yang berkah,& berdo’amengharap istiqamah di jalan-Nya.Taqabalallahu Minna Waminkum… Selamat Ramadhan 1431H..

Sms Keren Selamat Puasa Ramadhan Untuk Pacar

Marhaban ya rhamadan… ya Allah, kusaMbut dtg’y buLan pEnuh ampUnanmu dg sUka dLam diri beRlumUr doSa, bErharap maMpu m’jaLankn smw pErintahmu dan kembaLi fitrah. Maafkan khilafku, ikhlaskan salahku, [nama pacar kamu] yg kucintai dg hati dan sepenuh hati karnaNya… smg tiap langkah kaki kita mdptkn ridloNya…selamat Ramadhan 1431 H

MarHaban ya Ramadhan…

MarHaban ya Ramadhan…Telah t’buka gerbang Rajab,t’bentang jalan Sya’ban mari kita bersiap menanti hampran taman “RamaDhan” seLamat melangkah mmasukinya.. buLan yang penUh ujian sEmoga kita berhasil mEmenaNgkannya .. MOHON MAAF LAHIR & BATHIN,

PesoNa RaMaDHaN

LeMbaYung Raj@b MeRedUp Prlhan di SaMbuT dg PsoNa RaMaDHaN KiNi HaRi BeRgAnTi BuLaN SkaLi Lgi Di PeRTMuKaN Dg M@RHaBAN Ya RaMaDH@N SckiN HaTi Dg SgALa MeMaAfKaN…

your mistakes has been deleted

80%…

90%…

100%…

Completed.

All of ur mistakes has been deleted from my database. Please restart urself for the changes to takes effect. Happy Ramadhan.. Minal Aidin Walfaidzin..

Sms Ramadhan

Ya Allah……
 Perkayalah Saudaraku ini dengan keilmuan
 Hiasi hatinya dengan kesabaran
 Muliakan wajahnya dengan ketaqwaan
 Perindalah fisiknya dengan kesehatan
 Serta terimalah amal ibadahnya dengan kelipat gandaan
 Karena hanya Engkau Dzat penguasa sekalian alam
 Marhaban Ya Ramadhan,,,,,,,,
 Mohon maaf lahir dan bathin…..

Hidup ini hanya sebentar..

Hidup ini hanya sebentar..

bentar marah,bentar ketawa

betar berduit,bentar boke

bentar senang,bentar susah

ooo ye…bentar lagi bulan puasa

met ramadhan.. mohon maaf lahir bathin..

marhaban ya ramadhan.,

jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung.,

jika hati seindah bulan hiasi dengan senyuman.,

marhaban ya ramadhan.,

selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin…

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA.

Jika semua HARTA adalah RACUN maka ZAKAT-lah penawarnya,
 Jika seluruh UMUR adalah DOSA maka TAQWA&TOBAT lah obatnya,
 Jika seluruh BULAN adalah NODA maka RAMADHAN lah pemutihnya,MOHON MAAF LAHIR&BATHIN,SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA.

Sms-Ramadhan-Sms-Puasa

Esok adalah harapan sekarang adalah pengalaman kemarin adalah kenangan…yang tak luput dari kekhilafan mohon maaf lahir dan Batin., Semoga RAMADHAN kali ini lebih baik dari RAMADHAN tahun lalu.. amin….

The holy month of Ramadan

The holy month of Ramadan,
 For all Muslims has begun.
 Praising Allah through the day,
 From dawn to dusk we fast and pray.
 We pay zakah (charity) for those in need,
 Trying hard to do good deeds.

Semua SMS diatas saya kutip dari RAJA SMS

Silahkan ke tautan berikut jika butuh jadwal puasa dan Imsakiyah 1431 H!

Sekalian Abi Bakar ucapkan kepada seluruh kaum Muslim yang membaca artikel ini khususnya dan seluruh dunia umumnya, selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1431 Hijriah!
READMORE - puasa

sejarah puasa

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah swt. telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat terdahulu.
 Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu:
 Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah swt. telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat terdahulu.
 Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu:
Puasanya orang-orang sufi, yakni praktek puasa setiap hari dengan maksud menambah pahala. Misalnya puasanya para pendeta
Puasa bicara, yakni praktek puasa kaum Yahudi. Sebagaimana yang telah dikisahkan Allah dalam Al-Qur’an, surat Maryam ayat 26 :
 “Jika kamu (Maryam) melihat seorang manusia, maka katakanlah, sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini” (Q.S. Maryam :26).
Puasa dari seluruh atau sebagian perbuatan (bertapa), seperti puasa yang dilakukan oleh pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi. Dan puasa-puasa kaum-kaum lainnya yang mempunyai cara dan kriteria yang telah ditentukan oleh masing-masing kaum tersebut.
Sedang kewajiban puasa dalam Islam, orang akan tahu bahwa ia mempunyai aturan yang tengah-tengah yang berbeda dari puasa kaum sebelumnya baik dalam tata cara dan waktu pelaksanaan. Tidak terlalu ketat sehingga memberatkan kaum muslimin, juga tidak terlalu longgar sehingga mengabaikan aspek kejiwaan. Hal mana telah menunjukkan keluwesan Islam.

HIKMAH PUASA

Diwajibkannya puasa atas ummat Islam mempunyai hikmah yang dalam. Yakni merealisasikan ketakwaan kepada Allan swt. Sebagaimana yang terkandung dalam surat al-Baqarah ayat 183:
 “Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalain bertakwa.”

Kadar takwa tersebut terefleksi dalam tingkah laku, yakni melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Al-Baqarah ayat 185 :
 “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”. Ayat ini menjelaskan alasan yang melatarbelakangi mengapa puasa diwajibkan di bulan Ramadhan, tidak di bulan yang lain. Allah mengisyaratkan hikmah puasa bulan Ramadhan, yaitu karena Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan yang diistimewakan Allah dengan dengan menurunkan kenikmatan terbesar di dalamnya, yaitu al-Qur’an al-Karim yang akan menunjukan manusia ke jalan yang lurus. Ramadhan juga merupakan pengobat hati, rahmah bagi orang-orang yang beriman, dan sebagai pembersih hati serta penenang jiwa-raga. Inilah nikmat terbesar dan teragung. Maka wajib bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk bersyukur kepada Sang Pemberi Nikmat tiap pagi dan sore.

Bila puasa telah diwajibkan kepada umat terdahulu, maka adakah puasa yang diwajibkan atas umat Islam sebelum Ramadhan?

Jumhur ulama dan sebagian pengikut Imam Syafi’i berpendapat bahwa tidak ada puasa yang pernah diwajibkan atas umat Islam sebelum bulan Ramadhan. Pendapat ini dilandaskan pada hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Mu’awiyah :
 “Hari ini adalah hari Asyura’, dan Allah tidak mewajibkannya atas kalian. Siapa yang mau silahkan berpuasa, yang tidak juga boleh meninggalkannya.”

Sedangkan madzhab Hanafi mempunyai pendapat lain: bahwa puasa yang diwajibkan pertamakali atas umat Islam adalah puasa Asyura’. Setelah datang Ramadhan Asyura’ dirombak (mansukh). Madzhab ini mengambil dalil hadisnya Ibn Umar dan Aisyah ra.: diriwayatkan dari Ibn ‘Amr ra. bahwa Nabi saw. telah berpuasa hari Asyura’ dan memerintahkannya (kepada umatnya) untuk berpuasa pada hari itu. Dan ketika datang Ramadhan maka lantas puasa Asyura’ beliau tinggalkan, Abdullah (Ibnu ‘Amr) juga tidak berpuasa”. (H.R. Bukhari).

“Diriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa orang-orang Quraisy biasa melakukan puasa Asyura’ pada masa jahiliyah. Kemudian Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa hari Asyura’ sampai diwajibkannya puasa Ramadhan. Dan Rasul berkata, barang siapa ingin berpuasa Asyura’ silahkan berpuasa, jika tidak juga tak apa-apa”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pada masa-masa sebelumnya, Rasulullah biasa melakukan puasa Asyura’ sejak sebelum hijrah dan terus berlanjut sampai usai hijrah. Ketika hijrah ke Madinah beliau mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa (Asyura’), beliau pun ikut berpuasa seperti mereka dan manyerukan ke ummatnya untuk melakukan puasa itu.

Hal ini sesuai dengan wahyu secara mutawattir (berkesinambungan) dan ijtihad yang tidak hanya berdasar hadis Ahaad (hadis yang diriwayatkan oleh tidak lebih dari satu orang). ”Ibn Abbas ra. meriwayatkan: ketika Nabi saw. sampai di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi sedang melakukan puasa Asyura’, lalu beliau bertanya: (puasa) apa ini? Mereka menjawab: ini adalah hari Nabi Saleh as., hari di mana Allah swt. memenangkan Bani Israel atas musuh-musuhnya, maka lantas Musa as. melakukan puasa pada hari itu. Lalu Nabi saw. berkata: aku lebih berhak atas Musa dari kalian. Lantas beliau melaksanakan puasa tersebut dan memerintahkan (kepada sahabat-sahabatnya) berpuasa. (HR. Bukhari).

Puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua hijriyah, maka lantas, sebagaimana madzhab Abi Hanifah, kewajiban puasa Asyura terombak (mansukh). Sedang menurut madzhab lainnya, kewajiban puasa Ramadhan itu hanya merombak kesunatan puasa Asyura’.

Kewajiban puasa Ramadhan berlandaskan Al-qur’an, Sunnah, dan Ijma.
 “Diriwayatkan dari Abdullah Ibn Umar, bahwasanya dia mendengar Rasulullah saw bersabda: Islam berdiri atas lima pilar: kesaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, mengeluarkan zakat, haji ke Baitullah (Makkah) dan berpuasa di bulan Ramadhan.”

Kata ‘al-haj’ (haji) didahulukan sebelum kata ‘al-shaum’ (puasa), itu menunjukkan pelaksanakaan haji lebih banyak menuntut pengorbanan waktu dan harta. Sedang dalam riwayat lain, kata ‘al-shaum’ didahulukan, karena kewajiban puasa lebih merata (bisa dilaksanakan oleh mayoritas umat Islam) dari pada haji.

Kewajiban puasa Ramadhan sangat terang. Barang siapa yang mengingkari atau mengabaikan keberadaannya dia termasuk orang kafir, kecuali mereka yang hidup pada zaman Islam masih baru atau orang yang hidup jauh dari ulama.

DEFINISI PUASA

Secara etimologi, puasa berarti menahan, baik menahan makan, minum, bicara dan perbuatan. Seperti yang ditunjukkan firman Allah, surat Maryam ayat 26 :
 “Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa demi Tuhan yang Maha Pemurah, bahwasanya aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (Q.S. Maryam : 26)

Sedangkan secara terminologi, puasa adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan disertai niat berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenarnnya matahari dengan memakai niat tertentu. Puasa Ramadhan wajib dilakukan, adakalanya karena telah melihat hitungan Sya’ban telah sempurna 30 hari penuh atau dengan melihat bulan pada malam tanggal 30 Sya’ban. Sesuai dengan hadits Nabi saw.

“Berpuasalah dengan karena kamu telah melihat bulan (ru’yat), dan berbukalah dengan berdasar ru’yat pula. Jika bulan tertutup mendung, maka genapkanlah Sya’ban menjadi 30 hari.
READMORE - sejarah puasa

RAHASIA PUASA

RAHASIA PUASA


Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada tahun ini merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita. Betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat
kelak.

Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.

1. Menguatkan Jiwa

Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang
didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti
apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu
merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta
merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada
perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha
untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang
membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu
yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini
manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi
karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu
itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt
sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung
mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan
kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang
artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan
hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya
sesat berdasarkan ilmu-Nya. (QS 45:23)

Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil
mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi
kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh
derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci
dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka
pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan
oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Ada
tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka:
orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan
do’a orang yang dizalimi. (HR. Tirmidzi)

2. Mendidik Kemauan

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang
sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk
melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala.
Puasa yang baik akan membuat seseorang terus
mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang
untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah Saw
menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran.

Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani
seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima
akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah
mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat
besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang
muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang
dialami sangat sulit.

3. Menyehatkan Badan

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik
dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa
kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh
Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para
dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita
tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa
pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan
dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga
mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi
perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga
untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk
udara.

4. Mengenal Nilai Kenikmatan

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan
yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula
manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak
terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak
terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah
seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan
merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat
menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh
sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa
yang kita peroleh.

Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh
memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah
diperolehnya, tapi juga disuruh merasaakan langsung betapa
besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita.
Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan
minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan
pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat
dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk
air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik
kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah
berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai
bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah
meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil. Rasa
syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak,
baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya,
Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih. (QS 14:7)

5. Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain

Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada
kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang
lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan
akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara
penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari
sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan
rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang
mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum
teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di
Ambon atau Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di
Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia
lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan
sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu,
sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk
menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap
kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang
menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan
orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang
mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran
jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta,
kikir dan sebagainya.

Allah berfirman yang artinya: Ambillah zakat dari sebagian
harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka.
Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS 9:103)

Sambut dengan Gembira

Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting
bagi kita, maka sudah sepantasnyalah kalau kita harus
menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan penuh rasa
gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita
bisa melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan
meskipun sebenarnya ibadah Ramadhan itu berat.

Kegembiraan kita terhadap datangnya bulan Ramadhan harus
kita tunjukkan dengan berupaya semaksimal mungkin
memanfaatkan Ramadhan tahun sebagai momentum untuk
mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga dan masyarakat
kearah pengokohan atau pemantapan taqwa kepada Allah Swt,
sesuatu yang memang amat kita perlukan bagi upaya meraih
keberkahan dari Allah Swt bagi bangsa kita yang hingga
kini masih menghadapi berbagai macam persoalan besar. Kita
tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita yang sedang
mengalami krisis, krisis yang seharusnya diatasi dengan
memantapkan iman dan taqwa, tapi malah dengan menggunakan
cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu
pertentangan dan perpecahan yang justeru menjauhkan kita
dari rahmat dan keberkahan dari Allah Swt. [Ayani] 
READMORE - RAHASIA PUASA